Senin, 11 Desember 2017
Kamis, 02 November 2017
Sujud Tilawah
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْــــــــــــــــــــــ مِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Sujud tilawah adalah sujud yang disebabkan karena membaca atau mendengar ayat-ayat sajdah yang terdapat dalam Al-Qur’an. Sujud tilawah bisa dilakukan di luar shalat dan di dalam shalat, dengan syarat suci dari najis, hadast, menutup aurat dan menghadap qiblat
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ عَلَيْنَا السُّوْرَةَ فِيْهَا السَّجْدَةُ فَيَسْجُدُ وَنَسْجُدُ حَتَّى مَا يَجِدُ أَحَدُنَا مَوْضِعَ جَبْهَتِهِ
Dari Ibnu Umar ra berkata : Nabi saw pernah membacakan untuk kami satu surat yang berisi ayat sajdah. Kemudian Beliau sujud. Lalu kami pun sujud hingga ada seorang diantara kami yang tidak mendapatkan tempat untuk meletakkan keningnya. (H. R. Bukhari no. 1075)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَرَأَ ابْنُ آدَمَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ اعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِى يَقُوْلُ يَا وَيْلَهُ - وَفِى رِوَايَةِ أَبِى كُرَيْبٍ يَا وَيْلِى - أُمِرَ ابْنُ آدَمَ بِالسُّجُوْدِ فَسَجَدَ فَلَهُ الْجَنَّةُ وَأُمِرْتُ بِالسُّجُوْدِ فَأَبَيْتُ فَلِىَ النَّارُ
Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah saw bersabda : Apabila manusia membaca surat As-Sajdah, lalu dia sujud, maka setan menjauh menyendiri untuk menangis seraya berkata, 'Celakalah'. Dan dalam riwayat Abu Kuraib : Celakalah aku, manusia disuruh bersujud maka mereka bersujud sehingga dia mendapatkan surga, sedangkan aku disuruh bersujud, lalu aku enggan, sehingga aku mendapatkan neraka. (H. R. Muslim No. 254)
عَنْ رَبِيْعَةَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ الْهُدَيْرِ التَّيْمِىِّ قَالَ أَبُوْ بَكْرٍ وَكَانَ رَبِيْعَةُ مِنْ خِيَارِ النَّاسِ عَمَّا حَضَرَ رَبِيْعَةُ مِنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَرَأَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ عَلَى الْمِنْبَرِ بِسُوْرَةِ النَّحْلِ حَتَّى إِذَا جَاءَ السَّجْدَةَ نَزَلَ فَسَجَدَ وَسَجَدَ النَّاسُ، حَتَّى إِذَا كَانَتِ الْجُمُعَةُ الْقَابِلَةُ قَرَأَ بِهَا حَتَّى إِذَا جَاءَ السَّجْدَةَ قَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا نَمُرُّ بِالسُّجُوْدِ فَمَنْ سَجَدَ فَقَدْ أَصَابَ، وَمَنْ لَمْ يَسْجُدْ فَلاَ إِثْمَ عَلَيْهِ. وَلَمْ يَسْجُدْ عُمَرُ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ. وَزَادَ نَافِعٌ عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا إِنَّ اللهَ لَمْ يَفْرِضِ السُّجُوْدَ إِلاَّ أَنْ نَشَاءَ
Dari Rabi'ah bin Abdullah Al-Hudair At-Taimiy. Berkata, Abu Bakar : Rabi'ah adalah orang yang paling baik dalam mengisahkan segala hal yang berasal dari majelis Umar bin Al-Khaththob ra, saat hari Jum'at, ia membaca surah An-Nahl dari atas mimbar hingga ketika sampai pada ayat sajdah, dia turun dari mimbar lalu melakukan sujud tilawah. Maka orang-orang pun turut melakukan sujud. Kemudian pada waktu shalat Jum'at berikutnya dia membaca surat yang sama hingga ketika sampai pada ayat sajdah dia berkata : Wahai sekalian manusia, kita telah membaca dan melewati ayat sajdah. Maka barang siapa yang sujud, benarlah dia. Namun yang tidak melakukan sujud tidak ada dosa baginya. Dan Umar ra tidak melakukan sujud. Nafi' menambahkan dari Ibnu Umar ra : Sesungguhnya Allah tidak mewajibkan sujud tilawah. Kecuali siapa yang mau silakan melakukannya. (H. R. Bukhari no. 1077)
CARA MELAKSANAKAN SUJUD TILAWAH :
A. Untuk yang di luar shalat
1. Duduk iftirosy (seperti duduk di waktu tahiyat awal) menghadap kiblat, lalu bertakbiratul ihrom disertai niat.
Lafal niat sujud tilawah
نَوَيْتُ سَجْدَةَ التِّلَاوَةِ لِلهِ تَعَالَى
NAWAITU SAJDATAT TILAAWATI LILLAAHI TA'AALAA
Saya niat sujud tilawah karena Allah ta'ala
2. Mengucap takbir turun untuk sujud
3. Bangun dari sujud, lalu duduk tawarruk (seperti duduk di waktu tahiyat akhir) lalu diam sejenak sebelum salam.
4. Kemudian salam, jadi sujud hanya dilakukan satu kali saja. Semua dilakukan dengan tuma’ninah. Saat sujud ia bisa membaca lafal berikut ini.
سَجَدَ وَجْهِيَ لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الخَالِقِيْنَ
SAJADA WAJHIYA LILLADZI KHOLAQOHU WA SHOWWAROHU WA SYAQQO SAM'AHU WA BASHOROHU BIHAULIHI WA QUWWATIHI FATABAAROKALLOHU AHSANAL KHOOLIQIIN
Wajahku bersujud kepada (Allah) yang telah menciptakannya, membuka pendengaran dan penglihatannya dengan daya dan kekuatan-Nya, Maha Suci Allau sebaik-baik pencipta.
B. Ketika di dalam shalat
Apabila telah sampai pada akhir ayat sajdah, kemudian turun (disertai niat dalam hati) untuk sujud sambil membaca takbir. Ketika sudah sujud kemudian baca doanya, setelah selesai naik kembali sambil membaca takbir, setelah dalam posisi berdiri (seperti semula) lanjutkan bacaan ayat yang tadi dibaca sebelum melakukan sujud tilawah..
Di dalam Al-Qur’an, terdapat 15 tempat ayat sajdah di 14 Surat
1. (Q.S. 7 Al A'raaf 206)
2. (Q.S. 13 Ar Ra'd 15)
3. (Q.S. 16 An-Nahl 50)
4. (Q.S. 17 Al Israa' 109)
5. (Q.S. 19 Maryam 58)
6. (Q.S. 22 Al Hajj 18 dan 77)
7. (Q.S. 25 Al Furqaan 60)
8. (Q.S. 27 An Naml 26)
9. (Q.S. 32 As Sajdah 15)
10. (Q.S. 38 Shaad 24)
11. (Q.S. 41 Fush shilat 38)
12. (Q.S. 53 An Najm 62)
13. (Q.S. 84 Al Insyiqaaq 21)
14. (Q.S. 96 Al 'Alaq 19)
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ عَلَيْنَا السُّوْرَةَ فِيْهَا السَّجْدَةُ فَيَسْجُدُ وَنَسْجُدُ حَتَّى مَا يَجِدُ أَحَدُنَا مَوْضِعَ جَبْهَتِهِ
Dari Ibnu Umar ra berkata : Nabi saw pernah membacakan untuk kami satu surat yang berisi ayat sajdah. Kemudian Beliau sujud. Lalu kami pun sujud hingga ada seorang diantara kami yang tidak mendapatkan tempat untuk meletakkan keningnya. (H. R. Bukhari no. 1075)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَرَأَ ابْنُ آدَمَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ اعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِى يَقُوْلُ يَا وَيْلَهُ - وَفِى رِوَايَةِ أَبِى كُرَيْبٍ يَا وَيْلِى - أُمِرَ ابْنُ آدَمَ بِالسُّجُوْدِ فَسَجَدَ فَلَهُ الْجَنَّةُ وَأُمِرْتُ بِالسُّجُوْدِ فَأَبَيْتُ فَلِىَ النَّارُ
Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah saw bersabda : Apabila manusia membaca surat As-Sajdah, lalu dia sujud, maka setan menjauh menyendiri untuk menangis seraya berkata, 'Celakalah'. Dan dalam riwayat Abu Kuraib : Celakalah aku, manusia disuruh bersujud maka mereka bersujud sehingga dia mendapatkan surga, sedangkan aku disuruh bersujud, lalu aku enggan, sehingga aku mendapatkan neraka. (H. R. Muslim No. 254)
عَنْ رَبِيْعَةَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ الْهُدَيْرِ التَّيْمِىِّ قَالَ أَبُوْ بَكْرٍ وَكَانَ رَبِيْعَةُ مِنْ خِيَارِ النَّاسِ عَمَّا حَضَرَ رَبِيْعَةُ مِنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَرَأَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ عَلَى الْمِنْبَرِ بِسُوْرَةِ النَّحْلِ حَتَّى إِذَا جَاءَ السَّجْدَةَ نَزَلَ فَسَجَدَ وَسَجَدَ النَّاسُ، حَتَّى إِذَا كَانَتِ الْجُمُعَةُ الْقَابِلَةُ قَرَأَ بِهَا حَتَّى إِذَا جَاءَ السَّجْدَةَ قَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا نَمُرُّ بِالسُّجُوْدِ فَمَنْ سَجَدَ فَقَدْ أَصَابَ، وَمَنْ لَمْ يَسْجُدْ فَلاَ إِثْمَ عَلَيْهِ. وَلَمْ يَسْجُدْ عُمَرُ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ. وَزَادَ نَافِعٌ عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا إِنَّ اللهَ لَمْ يَفْرِضِ السُّجُوْدَ إِلاَّ أَنْ نَشَاءَ
Dari Rabi'ah bin Abdullah Al-Hudair At-Taimiy. Berkata, Abu Bakar : Rabi'ah adalah orang yang paling baik dalam mengisahkan segala hal yang berasal dari majelis Umar bin Al-Khaththob ra, saat hari Jum'at, ia membaca surah An-Nahl dari atas mimbar hingga ketika sampai pada ayat sajdah, dia turun dari mimbar lalu melakukan sujud tilawah. Maka orang-orang pun turut melakukan sujud. Kemudian pada waktu shalat Jum'at berikutnya dia membaca surat yang sama hingga ketika sampai pada ayat sajdah dia berkata : Wahai sekalian manusia, kita telah membaca dan melewati ayat sajdah. Maka barang siapa yang sujud, benarlah dia. Namun yang tidak melakukan sujud tidak ada dosa baginya. Dan Umar ra tidak melakukan sujud. Nafi' menambahkan dari Ibnu Umar ra : Sesungguhnya Allah tidak mewajibkan sujud tilawah. Kecuali siapa yang mau silakan melakukannya. (H. R. Bukhari no. 1077)
CARA MELAKSANAKAN SUJUD TILAWAH :
A. Untuk yang di luar shalat
1. Duduk iftirosy (seperti duduk di waktu tahiyat awal) menghadap kiblat, lalu bertakbiratul ihrom disertai niat.
Lafal niat sujud tilawah
نَوَيْتُ سَجْدَةَ التِّلَاوَةِ لِلهِ تَعَالَى
NAWAITU SAJDATAT TILAAWATI LILLAAHI TA'AALAA
Saya niat sujud tilawah karena Allah ta'ala
2. Mengucap takbir turun untuk sujud
3. Bangun dari sujud, lalu duduk tawarruk (seperti duduk di waktu tahiyat akhir) lalu diam sejenak sebelum salam.
4. Kemudian salam, jadi sujud hanya dilakukan satu kali saja. Semua dilakukan dengan tuma’ninah. Saat sujud ia bisa membaca lafal berikut ini.
سَجَدَ وَجْهِيَ لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الخَالِقِيْنَ
SAJADA WAJHIYA LILLADZI KHOLAQOHU WA SHOWWAROHU WA SYAQQO SAM'AHU WA BASHOROHU BIHAULIHI WA QUWWATIHI FATABAAROKALLOHU AHSANAL KHOOLIQIIN
Wajahku bersujud kepada (Allah) yang telah menciptakannya, membuka pendengaran dan penglihatannya dengan daya dan kekuatan-Nya, Maha Suci Allau sebaik-baik pencipta.
B. Ketika di dalam shalat
Apabila telah sampai pada akhir ayat sajdah, kemudian turun (disertai niat dalam hati) untuk sujud sambil membaca takbir. Ketika sudah sujud kemudian baca doanya, setelah selesai naik kembali sambil membaca takbir, setelah dalam posisi berdiri (seperti semula) lanjutkan bacaan ayat yang tadi dibaca sebelum melakukan sujud tilawah..
Di dalam Al-Qur’an, terdapat 15 tempat ayat sajdah di 14 Surat
1. (Q.S. 7 Al A'raaf 206)
2. (Q.S. 13 Ar Ra'd 15)
3. (Q.S. 16 An-Nahl 50)
4. (Q.S. 17 Al Israa' 109)
5. (Q.S. 19 Maryam 58)
6. (Q.S. 22 Al Hajj 18 dan 77)
7. (Q.S. 25 Al Furqaan 60)
8. (Q.S. 27 An Naml 26)
9. (Q.S. 32 As Sajdah 15)
10. (Q.S. 38 Shaad 24)
11. (Q.S. 41 Fush shilat 38)
12. (Q.S. 53 An Najm 62)
13. (Q.S. 84 Al Insyiqaaq 21)
14. (Q.S. 96 Al 'Alaq 19)
اَللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِى دِينِنَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن
"
Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia sebagai kepentingan terbesar
kami dan janganlah Engkau jadikan musibah kami di dalam urusan agama
kami, duhai Dzat yang Maha Mengasihi dan Menyayangi".
اَسْتَغْفِرُ اَللّهَ
لاَ هَوْلَ وَلاَ قُوَّتَ اِلاَّبِاللّهِ
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّد
Jumat, 13 Oktober 2017
Rabu, 11 Oktober 2017
Cara Mengetahui Orang Bohong itu Mudah, Gunakan Cara ini!
Bicara mengenai bohong, tidak ada satupun orang di dunia ini yang ingin dibohongi. Namun, sejatinya manusia hidup berdampingan dengan dua sisi, yakni kebaikan dan keburukan. Jadi, kita tidak bisa memungkiri bahwa setiap orang, bahkan diri kita sendiri memiliki potensi untuk berbohong. Lantas, sebagai manusia yang bijak, sudah seharusnya kita tidak melakukan itu. Sebab, jujur adalah poin penting yang tidak dapat ditawar walau secuilpun.
Nah, saat kita sudah mengusir jauh-jauh hasutan kebohongan dalam diri, apakah kita akan terselamatkan dari orang yang berupaya membohongi kita? Tentu saja belum, bahkan tidak. Terlebih orang yang membohongi kita tersebut adalah orang terdekat, atau orang tersayang. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Sastrawacana.com ingin memberikan beberapa tips yang bisa digunakan sebagai parameter kebohongan. Sederhananya, bisa dikatakan sebagai tips untuk mengetahui adanya indikasi perkataan dusta dari seseorang.
1. Cara Bicara
Orang yang bicaranya lancar, belum tentu ia adalah orang yang jujur. Begitupula orang yang bicaranya terbata-bata, belum tentu ia sedang berbohong. Untuk mengetahui orang tersebut berbohong, biasanya di saat sedang asik-asiknya bercerita sesuatu, maka sesekali dia akan diam sejenak sembari memikirkan kalimat apa yang selanjutnya akan ia lantunkan. Tanpa ia sadari, sebenarnya hal tersebut telah membuka kedoknya yang sedang berbohong. Jadi, cermati pada jeda pembicaraan seseorang, jika sudah sedikit melenceng dari pembahasan awal, besar kemungkinan ia berbohong.
2. Gerakan Mata
Mungkin kita semua sudah pernah mendengar mengenai arah pandangan mata menunjukkan kejujuran atau tidaknya seseorang saat berbicara. Menurut teori lama, jika seseorang menggerakkan lirikan matanya ke kanan atas itu tandanya ia sedang mengarang cerita sebab ia atau bohong. Namun, saat ia mengarahkan lirikannya ke kiri atas itu menandakan bahwa ia sedang mengingat apa-apa yang terjadi pada dirinya (pengalaman). Jadi, dengan mengacu pada teori tersebut, kita sudah tahu kan ciri-ciri orang yang berbohong hanya dengan melihat lirikan matanya?
3. Cara Senyum
Kita semua pasti bisa menilai senyum natural maupun yang dibuat-dibuat. Nah, ternyata dari cara senyum seseorang juga bisa menjadi indikasi kebohongan seseorang. Senyum lepas dan natural sangat menandakan jika tidak ada sesuatu yang ditutup-tutupi, tapi jika cara senyum saja sudah terkesan dibua-buat, maka ada yang patut dicurigai. Jika kita bertemu dengan seseorang yang seperti ini, alangkah baiknya kita lebih berhati-hati, sebab ia bisa kapan saja menipu kita dengan berbagai kalimat manisnya untuk tujuan tertentu.
Penulis : Maulana Affandi
Minggu, 08 Oktober 2017
Sabtu, 07 Oktober 2017
Kamis, 05 Oktober 2017
Rabu, 04 Oktober 2017
Senin, 02 Oktober 2017
Bahagia itu Sederhana, Benarkah Begitu?
Mungkin kita kerap membaca serta mendengar ungkapan yang mengatakan bahwa “Bahagia itu Sederhana” dari berbagai media informasi. Hebatnya lagi, banyak orang yang setuju dengan ungkapan tersebut tanpa mencari tahu terlebih dahulu di mana letak kesederhanaannya. Tapi itulah yang terjadi saat ini, bahagianya manusia millennia memang sangat sederhana, terlebih kesederhanaan itu selalu terbungkus rapi pada rak jejaring sosial.
Perlu diketahui, kebahagiaan dan kesenangan itu berbeda. Jadi, jangan samakan arti dari kedua kata tersebut. Jika kita lebih jeli, saat ini merupakan era di mana anak muda sudah mulai ke luar dari koridor privasinya sendiri. Hampir segala sesuatu yang dialami selalu dipamerkan pada jagad maya, baik itu kegiatan positif maupun kegiatan negative. Tapi itu adalah hak yang tidak boleh dicampuri oleh orang lain, sekalipun atas dasar peduli.
Menurut teori psikologi, manusia yang sering mengumbar kebahagiaannya kepada publik menandakan manusia tersebut tidak seutuhnya bahagia. Benarkah begitu? Mungkin benar, mungkin juga tidak salah. Sebab, banyak faktor yang mempengaruhi manusia untuk mengumbar kebahagiaannya kepada publik, salah satunya adalah ingin menunjukkan kepada someone atau bahkan kepada seluruh temannya bahwa ia bahagia. Hal tersebut patut diakui, dia ingin menunjukkan bahwasanya saat ini dia telah bahagia bila dibandingkan dengan dulu.
Contoh lain, ada yang mengumbar foto mesranya bersama pasangan baru dengan caption “Bahagia itu sederhana, melupakan masa lalu dan menggapai masa depan dengan kamu”. Jika ditelisik lebih dalam, ada makna semiotika pada caption yang “aneh” tersebut. Jikalau memang sudah bahagia, buat apa menunjukkannya kepada orang lain? Lantas buat apa masih membahas masa lalu? Atau hanya ingin bersembunyi dari rasa rindu? Entahlah, itu hanya opini yang ambigu mendekati pasti.
Penulis : Maulana Affandi
Minggu, 01 Oktober 2017
Rabu, 20 September 2017
YA SYAHRUL MUHARROM
*اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُه*
بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
_NGAPUNTEN,, ngimutaken panjenengan sami....
Insya Allah tanggal 1 muharrom 1439H bertepatan hari KAMIS, 21 SEPTEMBER 2017
....
Amalanipun:;
1. Baca Doa Akhir Tahun
Di baca 3 kali setelah shalat Asar (Rabu 20 September 2017)
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْناَ فِى هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَناَ عَنْهُ فَلَمْ نَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَحَلِمْتَ عَلَناَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ. عَلَى عُقُوْبَتِناَ وَدَعَوْتِناَ اِلَى التَّوْبَةِ بَعْدَ جُرْاُتِناَ عَلَى مَعْصِيَتِكَ. فَإِنّاَ نَسْتَغْفِرُكَ فَغْفِرْ لَنَا وَمَا عَمِلْناَ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَناَ عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَنَسْأَلُكَ اَللَّهُمَّ يَاكَرِيْمُ. يَاذَ الْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ اَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنَّا وَلاَ تَقْطَعَ رَجَائِناَ مِنْكَ يَاكَرِيْمُ
وَصَلَى اللّٰهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ ... (x ٣ )
bismillaahhir rohmaanir rohiim
washollalloohhu ‘alaa muhammadin wa’alaa aalihhi washohbihhi wasallam
alloohhumma maa ‘amilnaa fii hhadzihhis sanati mimmaa nahaitanaa ‘anhu falam natub minhhu walam tardlohhu walam tansahhu wahamulta ‘alaynaa ba’da qudrotika ‘alaa ‘uquubatinaa wada autina ilaat taubati minhhu ba’da jur-atinaa ‘alaa ma’shiyatika fa-innaa nastaghfiruka faghfirlana wamaa ‘amilnaa fiihaa mimmaa tardloohhu wawa’adtanaa ‘alaihhisy syawaaba fanas-aluka alloohhumma yaa kariimu yaa dzaljalaali wal-ikroomi an tataqobbalahu minnaa walaa taqto’ rojaa-inaa mingka yaa kariimu
washollalloohhu ‘alaa muhammadin wa’alaa aalihhi washohbihhi wasallim... (3x)
Artinya :
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya. Ya Allah, segala yang telah kami kerjakan selama tahun ini dari apa yang menjadi larangan-Mu, sedang kami belum bertaubat, padahal Engkau tidak melupakannya dan Engkau bersabar (dengan kasih sayang-Mu), yang sesungguhnya Engkau berkuasa memberikan siksa untuk kami, dan Engkau telah mengajak kami untuk bertaubat sesudah melakukan maksiat.
Karena itu ya Allah, kami mohon ampunan-Mu dan berilah ampunan kepada kami dengan kemurahan-Mu. Segala apa yang telah kami kerjakan, selama tahun ini, berupa amal perbuatan yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan akan membalasnya dengan pahala, kami mohon kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah, wahai Dzat Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan, semoga berkenan menerima amal kami dan semoga Engkau tidak memutuskan harapan kami kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah. Dan semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan atas penghulu kami Nabi Muhammad SAW, para keluarga dan sahabatnya”
Fadhilah =
- Barang siapa membaca doa akhir tahun maka di hapus dosa-dosanya selama 1 Tahun..
Dan Iblis (raja syetan) akan berteriak sambil berkata "kesusahanlah bagiku & sia- sialah pekerjaanku menggoda anak adam (manusia) pada tahun ini, maka binasalah dengan satu saat saja sebab membaca Do'a ini"
.....
2. Baca Doa Awal Tahun
Di baca 3 kali setelah shalat Maghrib (Rabu 20 September 2017)
بسم اللّه الرحمن الرحيم
وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ,
اَللَّهُمَّ أَنْتَ الْأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ الْأَوَّلُ. وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَجُوْدِكَ الْمُعَوَّلْ. وَهَذَا عَامٌّ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلْ. نَسْئَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ وَجُنُوْدِهِ. وَاْلعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الْأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ. وَالْإِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُناَ إِلَيْكَ زُلْفَى. يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ. يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ... (x ٣ )
bismillaahhir rohmaanir rohiim
washollalloohhu ‘alaa Muhammadin wa’alaa aalihhi washohbihi wasallam alloohhumma antal abadiyyul qodiimul awwalu wa’alaa fadllikal ‘azhiimi wajuudikal mu’awwali wa haadzaa ‘aamun jadiidun qod aqbala nas-alukal ‘ishmata fiihhi minasy syaithooni wa-awliyaa-ihi wajunuudihi wal’awna ‘alaa hadzihin nafsil mammaroti bissuu-i wal-istighoola bimaa yuqorribunaa ilaika zulfaa yaa dzaljalaali wal-ikromi yaa arhamar roohimiina washollalloohu ‘alaa Muhammadin wa’alaa aalihhi washohbihhi wasallam... (3x)
Artinya:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya. Ya Allah Engkaulah Yang Abadi, Dahulu, lagi Awal. Dan hanya kepada anugerah-Mu yang Agung dan Kedermawanan-Mu tempat bergantung. Dan ini tahun baru benar-benar telah datang. Kami memohon kepada-Mu perlindungan dalam tahun ini dari (godaan) syetan, kekasih-kekasihnya dan bala tentaranya. Dan kami memohon pertolongan untuk mengalahkan hawa nafsu amarah yang mengajak pada kejahatan,agar kami sibuk melakukan amal yang dapat mendekatkan diri kami kepada-Mu wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, para keluarga dan sahabatnya.”
Fadhilah =
- Barang siapa membaca Doa Awal Tahun, maka Allah SWT akan memberikan perlindungan dan pertolongan dari segala bencana dan godaan syetan. Sehingga dlm tahun itu akan membawa perubahan, kebahagiaan & ketentraman lahir batin, Allah SWT juga mengutus dua malaikat yg selalu menyertainya agar tidak terjerumus dlm tipu daya syaitan & terhindar dari fitnahnya serta Angkara murka yg dapat membawa kepada kehancuran Diri..
.....
3. Puasa akhir Tahun (Rabu 20 September 2017) dan Awal Tahun (Kamis 21 September 2017),.
Serta puasa 10 hari awal bulan, terutama :;
-Puasa Tasyu'a (9 Muharram/ 29 September 2017)
-Puasa Asuro (10 Muharram/ 30 September 2017)
Fadhilah =
- barang siapa puasa 2 hari yaitu Akhir Tahun & Awal Tahun berarti Orang tsb menutup akhir tahun dg Puasa & membuka awal tahun dg Puasa, serta orang tsb di ampuni dosa-dosanya selama 50 tahun..
- Barang siapa Puasa 10 hari awal bulan Muharram maka akan mendapatkan surga firdaus di langit tertinggi..
- Barang siapa Puasa Tasyu'a & Asuro maka di hapus dosa selama 1 tahun yg telah lewat, mendapat pahala 10.000 malaikat, 10.000 orang menjalankan ibadah haji dan umrah & pahalanya 10.000 orang mati syahid..
- Dan barang siapa memberi makan berbuka pada Orang yg berpuasa di hari Asuro, maka ia mendapatkan pahala memberi makan sampai kenyang terhadap semua Umat Nabi Muhammad SAW..
....
4. Baca 70 kali setelah shalat Maghrib & subuh (dibaca selama 10 hari awal bulan)
حَسْبُنَااللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ ... ( x ٦٠ )
Hasbunallahu wani'mal wakiilu ni'mal maulaa wani'man nashiiru.. (70x)
Artinya:
"Cukuplah Allah menjadi sandaran kami, dan Dia sebaik-baik Pelindung, sebaik-baik kekasih, dan sebaik-baik Penolong.
Fadhilah =
- Insya Allah sepanjang tahun akan dilindungi Allah SWT dari musibah & hal-hal buruk
......
5. Baca Doa Asuro
Dibaca 7 kali setelah shalat subuh/ di pagi hari Asuro (10 Muharram/ Sabtu 30 September 2017)
بَسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
سُبْحَانَ اللّٰهِ مِلْءُالْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَزِنَةَالْعَرْشِ لاَمَلْجَأَ وَلاَمَنْجاَ مِنَ اللّٰهِ اِلاَّ اِلَيْهِ سُبْحَانَ اللّٰهِ عَدَدَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَكَلِمَاتِ اللّٰهِ التَّامَّاتِ كُلَّهاَ نَسْأَلُكَ السَّلاَمَةَبِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَاِلاَّبِااللّٰهِ الْعَلِىِّ الْعَظِيْمِ وَهُوَحَسْبِي وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ
وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى مُحَمَّدٍ خَيْرِ خَلْقِهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ ... ( x ٧ )
Subhanallahi mil-ul miizaani wa muntahal 'ilmi wa mablaghar ridhaa wazinatal 'arsyi Laa malja-a walaa manja minallahi illa ilaihi subhaanallahi 'adadasy syaf'i wal watri Wa 'adada kalimaatillahittaammati kullaha nas-alukas salaamata birahmatika yaa arhamar raahimina Walaa haula walaa quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhiimi Wa huwa hasbi wa ni'mal wakiilu ni'mal maulaa wa ni'man nashiiru
Wa shallalahu 'alaa muhammadin khoiri kholqihi wa 'alaa aalihi washahbihii wasallam"..( 7x )
Artinya:
"Maha Suci Allah sepenuh timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan dan timbangan 'arsy. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari Allah, kecuali hanya kepada-Nya. Maha Suci Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna, kami memohon keselamatan dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Paling Penyayang diantara semua yang penyayang. Dan tiada daya upaya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Dan Dialah yang mencukupi kami, sebaik-baik Pelindung, sebaik-baik kekasih, dan sebaik-baik Penolong. Semoga rahmat dan salam Allah tetap tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW sebaik baik ciptaanya, dan para keluarganya dan sahabat beliau."
Fadhilah =
- Insya Allah akan diberi umur panjang (tidak akan meninggal pd tahun ini) dan jika sudah dekat ajalnya, maka dia akan di takdirkan lupa atau tidak baca Doa ini..
.....
6. Hari asuro 10 muharrom (Sabtu 30 September 2017) adalah Hari Raya Anak Yatim
Fadhilah =
- Barang siapa di hari Asuro membuat Gembira Anak Yatim maka orang tersebut sama dengan menggembirakan anak yatim satu dunia dan mengusap kepala anak yatim hari ini dapat memadamkan api neraka
.....
7. Hari asuro 10 muharrom (Sabtu 30 September 2017) di sunahkan bagi suami utk memberikan uang belanja/ nafkah lebih kepada istri & keluarganya dari hari- hari biasanya..
Fadhilah =
- Barang siapa memberi keluasan nafkah pd keluarganya di hari Asuro, maka Allah SWT akan memberi keluasan Rizki padanya selama 1 tahun..
mugi manfaat & Barokah...
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ
“Ya Allah berikanlah rahmat kepada Muhammad, hamba-Mu dan Rasul-Mu, sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada keluarga Ibrahim dan berilah karunia kepada Muhammad, hamba-Mu dan Rasul-Mu dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan karunia kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim.”[1]
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ
“Ya Allah berikanlah rahmat kepada Muhammad, kepada para istrinya dan anak keturunannya sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada keluarga Ibrahim; dan berikanlah karunia kepada Muhammad kepada para istrinya dan anak keturunannya sebagaimana Engkau telah memberikan karunia kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Mahaterpuji lagi Mahaagung”.[2]
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وَبَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَآلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ
“Ya Allah berikanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad dan berilah karunia kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat dan karunia kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Mahaterpuji lagi Mahaagung.”.[3]
Semoga bermanfaat dan barokah, Barakallah fiikum....
اَلْحَمْدُلِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِين

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Kamis, 14 September 2017
Rabu, 13 September 2017
Fath al-‘Allam Syarh Mursyid al-Anam
Kitab Fath al-‘Allam Syarh Mursyid al-Anam ila ma Yajib Ma’rifatuh min al-‘Aqa-‘id wa al-Ahkam (فتح العلام شرح مرشد الأنام إلى ما يجب معرفته من العقائد والأحكام) adalah sebuah karya al-‘Allamah Syaikh Muhammad bin Abdullah bin Abdul Lathif al-Jardani al-Husaini al-Diyamthi (1331H) yang menerangkan mengenai bidang akidah dan bidang fiqh berdasarkan mazhab al-Syafi’i.
Syaikh Muhammad al-Jardani telah menyusun kitab Fath al-‘Allam ini sebagai kitab huraian (syarah) bagi sebuah karya beliau sendiri yang berjudul Mursyid al-Anam ila ma Yajib Ma’rifatuh min al-‘Aqa-‘id wa al-Ahkam (مرشد الأنام إلى ما يجب معرفته من العقائد والأحكام).
Kitab ini boleh dimuat turun melalui pautan berikut;
Semoga bermanfaat.