Author : UnknownTidak ada komentar
Mengusut tuntas tentang Sejarah Gunung Bromo dan Legenda Bromo, asal-usul Gunung Bromo. kali ini kami akan merangkum sebuah kisah nyata yang di ambil dari rakyat suku tengger Bromo sendiri, dengan banyaknya versi untuk Sejarah gunung Bromo ini sehingga kami dapatkan sebuah kisah tentang Sejarah Gunung Bromo. Cerita dan Legenda Bromo. Menurut Cerita rakyat suku tengger tentang Sejarah Gunung Bromo, alkisah pada dahulu kala ketika dewa dewi senang turun kedunia, kerajaan majapahit mengalami serangan dari berbagai daerah dan mencari tempat pengungsian. Pada saat itulah dewa mulai menuju ke sebuah tempat di sekitar kawasan gunung bromo. Di Gunung bromo ini masih dalam ke’adaan tenang, tegak di selimuti kabut putih. Para Dewa yang mendatangi tempat di sekitar gunung bromo bersemayam di lereng gunung Penanjakan, di tempat itulah dapat terlihat matahari dari timur yang begitu indah dan matahari itu pun tenggelam di sebelah barat.
Di sekitar gunung penanjakan, tempat para dewa bersemayam, terdapat pula tempat pertapa tersebut. Dan kegiatannya nya tiap hari hanyalah memuja dan mengheningkan cipta. Suatu ketika hari yang berbahagia, seorang istri itu melahirkan seorang anak laki-laki yang di beri nama Joko Seger anak ini mempunyai wajah yang tampan, cahayanya terang. Benar-benar anak yang lahir sperti titisan dewa yang suci. Sejak di lahirkan, anak tersebut menampakkan kesehatan dan kekuatan yang luar biasa. Joko Seger sendiri mempunyai arti yang sehat dan kuat. Di tempat sekitar Gunung penanjakan, lahir juga bayi perempuan yang di beri nama Roro Anteng, anak ini mempunyai wajah yang cantik dan elok. Roro Anteng adalah satu-satunya nya anak yang paling cantik di tempat itu di kawasan gunug bromo.
Dari hari ke hari tubuh Roro Anteng tumbuh besar dan tampak begitu cantik saat ia menjadi dewasa. Banyak putra raja melamarnya. Namun pinangannya di tolak. Karena Roro Anteng terpikat oleh kegantengan si Joko Seger.
Gunung Bromo
Sumber: https://www.google.co.id/
Sejarah gunung Bromo berlanjut ketika suatu hari Roro Anteng akan dipinang oleh seorang pembajak yang sangat jahat tidak hanya Jahat Pembajak itu begitu Sakti mandraguna. Roro Anteng yang terkenal halus perasaannya tidak berani menolak begitu saja kepada pelamar sakti. Maka ia minta supaya di buatkan lautan di tengah-tengah gunung bromo. Dengan permintaan yang aneh dianggapnya pelamar sakti itu tidak akan memenuhi permintaanya. Lautan yang diminta itu harus di buat sehari semalam. tidak banyak mikir kemudia Pembajak sakti itu lalu menyanggupi permintaan Roro Anteng Tersebut.
Pelamar sakti itu memulai pekerjaannya dengan alat sebuah tempurung kelapa atau di sebut Batok Kelapa, dengan menggunakan segenap kesaktiannya pekerja’an itu hampir selesai. Roro Anteng pun mulai gelisah. Dia takut orang yang tidak ia cintai malah akan menikah dengan si Pembajak Sakti itu. Lalu timbullah pikiran untuk menggagalkan pekerjaan pembajak sakti itu.
Kemudian timbullah ide cerdik, ketika itu Roro Anteng mengajak masyarakat khususnya para ibu-ibu untuk menumbuk padi tengah malam untuk membangunkan ayam yang sedang tertidur. Kokok ayam pun sambil bersahutan. Seolah fajar telah tiba. Pembajak Sakti itu mendengar suara kokok ayam di kiranya hari sudah fajar. Dengan kesal ia melempar batok kelapa itu dan jatuh di samping gunung bromo, batok tersebut berubah menjadi gunung yang bernama gunung Batok.
Mendengar kalau pembajak gagal dengan permintaanya, suka citalah ia dan bisa tersenyum manis. Dan melanjutkan hubungannya dengan si Joko Seger, dan hingga pada akhirnya merekapun menjadi sepasang suami istri yang berbahagia.
Di balik rumah tangga mereka. Ternyata. Roro Anteng tidak di karunia keturunan. Bersemedi lah Roro Anteng di puncak gunung bromo. Dan memohon kepada sang penguasa. Sang penguasa mengabulkan permintaanya. Dengan syarat, apabila ia mendapat keturunan, anak bungsu mereka harus di korbankan. Roro Anteng menyanggupi persyaratan itu. Kemudian di dapatinya putra putri mereka berjumlah 25 anak. Namun seperti yang kita ketahui jika naluri seorang ibu tidak lah tega membiarkan anak-anaknya menjadi korban. Sehingga ia melanggar perjanjian dengan dewa penguasa. Dewa menjadi marah dan terjadilah malapetaka di tempat itu. Gunung bromo mulai melahap ke semua anak-anak roro anteng dengan api yang menyala kebawah gunung bromo.
Sesudah kejadian itu, terdengar lah suara gaib terdengar begitu keras yaitu: saudara-saudaraku yang ku cintai, kita telah di korbankan oleh orang tua kita dan hyang widi di kawah bromo. Aku ingat kan kepada kalian. Setiap bulan kesada pada hari ke-14 mengadakan sesajian kepada hyang widi di kawah gunung bromo. itulah akhir dari cerita Sejarah Gunung Bromo.
Kebiasaan itu yaitu Upacara adat Nyadnya Kasada/kasodo selalu di adakan secara turun menurun setiap tahunnya di adakan di poten lautan pasir dan bromo. begitulah Sejarah Gunung Bromo yang sampai ini menjadi budaya bangsa, semoga cerita rakyat suku tengger ini menjadi sebuah cerita yang bermanfa’at untuk para pembaca.
Sumber : http://bromotour.co.id/
Artikel Terkait
Posted On : Rabu, 11 Februari 2015Time : Februari 11, 2015