Author : UnknownTidak ada komentar
Perpaduan harmonis antara kalender lunar dan solar dari era Tiongkok kuno.
Kalender imlek sesungguhnya berjenis lunisolar (Yinyangli) karena daur tahun lunar dipadu-harmoniskan dengan siklus tahun solar. Bagaimanakah hal ini dilakukan?Dasar dari pengharmonisan ini bisa ditemukan dalam kitab suci Taoisme Dao De Jing Bab 42 seperti berikut ini.
Dao De Jing Bab 42
Dao melahirkan Satu;
Satu menimbulkan Dua;
Dua menimbulkan Tiga;
Tiga menimbulkan segala sesuatu.
Semua hal yang membawa yin (feminitas)
sementara merangkul yang (maskulinitas).
Menetralkan energi membawa mereka ke dalam harmoni.
Satu menimbulkan Dua;
Dua menimbulkan Tiga;
Tiga menimbulkan segala sesuatu.
Semua hal yang membawa yin (feminitas)
sementara merangkul yang (maskulinitas).
Menetralkan energi membawa mereka ke dalam harmoni.
Dalam hal ini, Dao adalah Satu. Mentari dan rembulan adalah dualitas keadaan, yang merupakan Dua. Ketika mereka berinteraksi dalam hal ini ketika kita mengelola kalender, akan muncul situasi yin-yang baru, yang dikenal sebagai Tiga. Tiga bisa kehilangan keseimbangan. Namun jika kita dapat menetralkan dua energi tersebut, keseimbangan yin-yang akan terbentuk, yaitu harmoni
Baca seluruhnya...
Pada tataran praktis pengharmonisan (penyelarasan) Yin (lunar) dan Yang (solar) bisa dijelaskan sebagai berikut.
Sebagaimana kita ketahui bahwa jumlah hari dalam setahun dari kalender solar adalah 365.25 hari rerata. Sedangkan kalender lunar Tionghoa mempunyai jumlah hari dalam sebulan yang tetap yaitu bulan besar (Dayue 大月) sebanyak 30 hari dan bulan kecil (Xiaoyue 小月) sebanyak 29 hari. Dengan demikian jumlah hari dalam setahun dapat dibagi kedalam tiga kelompok kemungkinan sebagai berikut.
5 bulan besar (5 x 30 = 150) | } | Jumlah hari dalam setahun = 353 hari |
7 bulan kecil (7 x 29 = 203) | ||
6 bulan besar (6 x 30 = 180) | } | Jumlah hari dalam setahun = 354 hari |
6 bulan kecil (6 x 29 = 174) | ||
7 bulan besar (7 x 30 = 210) | } | Jumlah hari dalam setahun = 364 hari |
5 bulan kecil (5 x 29 = 154) |
Untuk mengatasi kekurangan ini diperkenalkan Lungwee (Runyue 閏月) yaitu bulan pengganjal tahun yang harus disisipkan, secara hitungan kasar, setiap (30 hari : 10 hari per tahun) = 3 tahun sekali agar siklus lunar bisa mengejar dan kembali selaras (harmonis) dengan siklus solar.
Pada bulan keberapa Runyue harus disipkan merupakan suatu prosedur harmonisasi dengan ketentuan-ketentuan yang rumit [2][3][4]. Sepengetahuan saya peraturan terbaru yang digunakan saat ini adalah dari Liu dan Stephenson dari Purple Mountain Observatory (1984). Dengan peraturan inilah Kalender Imlek Online website ini saya susun.
Ahli astronomi Tiongkok kuno mengenali perioda 19 tahunan dimana matahari dan bulan bergerak melalui siklus dan kembali keposisi relatif semula pada akhir dari setiap siklus 19 tahunannya. Penemuan prinsip ini kemungkinan besar terjadi pada era Dinasti Shang (1600–1046 SM.) dan dengan adanya penemuan ini para astonomer mampu mengembangkan sejumlah keteraturan. Diketahui bahwa dalam siklus 19 tahunan, 7 tahunnya memerlukan Lungwee. Belakangan, sesudah ditemukan oleh bangsa Tiongkok kuno, seorang ilmuwan Yunani bernama Meton juga menemukan prinsip yang sama. Oleh karena itu, siklus 19 tahunan ini oleh astronomer Barat dikenal sebagai siklus Metonik
Kalender Lunar
Perlu diketahui bahwa bulan kecil dan bulan besar ditentukan melalui perhitungan astronomi, yaitu perhitungan rumit dari pergerakan bumi dan bulan sejati, dan bukan melalui perhitungan aritmatika, dimana penentuan jumlah hari dalam satu bulan didasarkan pada definisi matematika yang tetap seperti dalam kalender Gregorian (Internasional).Hari pertama dari sebuah bulan lunar dimulai dari bulan baru (bulan mati atau konjungsi) dan berakhir satu hari sebelum bulan baru berikutnya. Inilah perbedaan utama dengan kalender Hijriah Samsiah yang memulai hari pertamanya dengan bulan yang sudah kelihatan sedikit gambar sabit, yang menurut saya dan pengetahuan tradisional empirik orang tionghoa pada umumnya, terjadi 2 hari setelah ceit (bulan mati).
Panjang waktu satu tahun shio (imlek) dihitung mulai dari sincia (tahun baru imlek) ke sincia berikutnya. Agar mudah diingat orang, urutan angka tahun dicacah berdasarkan duabelas nama binatang yang disebut Shio,dengan demikian siklus shio adalah siklus 12 tahunan.
Di Indonesia bilangan atau angka tahun imlek (kalender lunar) yang digunakan berdasarkan kelahiran Nabi Agung Konghucu (至聖孔子) yaitu tahun pertama dimulai dari 551 SM. Di Tiongkok sejak Ketua Mao Zedong (毛澤東) berkuasa hingga sekarang memakai angka tahun internasional untuk pencatatan administrasi negara, sedangkan untuk urusan kultural masyarakatnya memakai angka tahun berdasarkan tahun ke-61 kaisar pendiri bangsa Tiongkok Huangdi(黄帝) berkuasa, dimana tahun pertamanya dimulai dari 2698 SM. Alternatif lain adalah memakai waktu Huangdi pertama kali naik takhta yaitu 2637 SM.
Kalendar Solar
Seperti halnya kalender lunar maka penyusunan kalender solar juga didasarkan pada perhitungan astronomi. Satu tahun solar terbangun dari 4 musim yaitu Semi, Panas, Gugur dan Dingin, dan selanjutnya dibagi menjadi 24 Jieqi (節氣) yaitu titik-titik petanda musiman yang masing-masingnya bersegmen atau berjarak sama didalam lintasan matahari pada bola langit seperti yang dilihat oleh pengamat dari bumi (lihat Gambar 1 dan Tabel 1.). Sejak 1645 para astronomer Tiongkok mengadopsi perhitungan matahari sejati (Dingqi 定气) dimana segmen-segmen yang panjangnya sama ditempuh matahari dalam jangka waktu yang berbeda-beda. Hal ini bisa terjadi karena kecepatan matahari yang berubah-ubah tergantung dari posisinya (hukum Kepler), kemiringan sumbu bumi, perlambatan rotasi bumi dan pengaruh gaya-gaya eksternal lainnya. Waktu satu tahun solar atau Sui (歲) didefinisikan sebagai waktu diantara dua soltice musim dingin (Dongzhi 冬至) berturutan dan titik awal musim semi (Lichun 立春) ditetapkan sebagai hari tahun baru solar (tahun baru yanglek).Menurut astronomer Tiongkok kuno, tahun baru Tionghoa atau Sincia yaitu hari pertama dan bulan pertama Imlek selalu terjadi antara bulan baru pertama setelah titik Z12 (Dahan 大寒) dan bulan baru yang terdekat dengan titik J1 (Lichun 立春) atau sekitar tanggal 20 ±1 Januari dan 4 ±1 Februari. Premise bangsa Tiongkok kuno itu ternyata gugur setelah Helmer Aslaksen [3] menunjukan kegagalan pada tahun 1985 (20 Februari), 2015 (19 Februari), dan 2053 (20 Januari). Namun premise bahwa Sincia selalu jatuh antara Januari dan Februari sepertinya tidak terbantahkan. Hasil dari Aslaksen dapat dengan mudah anda periksa melalui Kalkulator Ceitcapgo dari blog ini.
Tabel 1. Titik Waktu Kalender Solar
Titik | Nama | Tanggal | Arti Umum | Lon. |
J11 | Daxue 大雪 | 7 ±1 Des. | Banyak salju | 255° |
Z11 | Dongzhi 冬至 | 22 ±1 Des. | Solstice musim dingin | 270° |
J12 | Xiaohan 小寒 | 6 ±1 Jan. | Sedikit dingin | 285° |
Z12 | Dahan 大寒 | 20 ±1 Jan. | Sangat dingin | 300° |
J1 | Lichun 立春 | 4 ±1 Peb. | Awal musim semi | 315° |
Z1 | Yushui 雨水 | 19 ±1 Peb. | Air hujan | 330° |
J2 | Jingzhe 驚蟄 | 5 ±1 Mar. | Serangga meretas | 345° |
Z2 | Chunfen 春分 | 21 ±1 Mar. | Equinox musim semi | 0° |
J3 | Qingmíng 清明 | 5 ±1 Apr. | Cerah dan terang | 15° |
Z3 | Guyu 穀雨 | 20 ±1 Apr. | Hujan untuk pepadian | 30° |
J4 | Lixia 立夏 | 6 ±1 Mei | Awal musim panas | 45° |
Z4 | Xiaman 小滿 | 21 ±1 Mei | Pepadian memadat | 60° |
J5 | Mangzhòng 芒種 | 6 ± 1 Jun. | Pepadian bersemak | 75° |
Z5 | Xiazhi 夏至 | 21 ±1 Jun. | Solstice musim panas | 90° |
J6 | Xiaoshu 小暑 | 7 ±1 Jul. | Sedikit panas | 105° |
Z6 | Dashu 大暑 | 23 ±1 Jul. | Sangat panas | 120° |
J7 | Liqiu 立秋 | 7 ±1 Agu. | Awal musim gugur | 135° |
Z7 | Chushu 處暑 | 23 ±1 Agu. | Penyimpanan panas | 150° |
J8 | Bailu 白露 | 8 ±1 Sep. | Embun putih | 165° |
Z8 | Qiufen 秋分 | 23 ±1 Sep. | Equinox musim gugur | 180° |
J9 | Hanlu 寒露 | 8 ±1 Okt. | Embun dingin | 195° |
Z9 | Shuangjiang 霜降 | 23 ±1 Okt. | Bunga es turun | 210° |
J10 | Lidong 立冬 | 7 ±1 Nop. | Awal musim dingin | 225° |
Z10 | Xiaoxue 小雪 | 22 ±1 Nop. | Sedikit salju | 240° |
Rujukan:
- Jean Meeus, Astronomical Algorithm, Willmann–Bell Inc., Virginia, Second Edition, 1991.
- Gondomono, Ph.D, Lungwee, Bulan Pengganjal Tahun, Majalah Intisari No 355, halaman 56-57, Februari 1993.
- Helmer Aslaksen , The Mathematics of the Chinese Calendar, Department of Mathematics National University of Singapore, Singapore, Draft 29 Maret 2006.
- Hendro Setyanto, Ssi, Imlek dan Kalender Astronomi, Harian Kompas, halaman 30, Jumat, 15 Februari 2002.
- R.L. Wing, The Dao Of Power, The Aquarian Press, London, 1986.
- Assorted calendrical systems: The Chinese Calendar.
- Calendars And Their History: The Chinese Calendar.
Artikel Terkait
Posted On : Sabtu, 20 Februari 2016Time : Februari 20, 2016